BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penggunaan obat dalam bentuk sediaan cair sangat dibutuhkan oleh masyarakat terutama bagi bayi, anak-anak dan orang tua yang sulit mengkonsumsi obat dalam bentuk padat.
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut ( zat ) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solvent. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi. Contoh larutan yang umum dijumpai adalah padatan yang dilarutkan dalam cairan, seperti garam atau gula dilarutkan dalam air. Gas juga dapat pula dilarutkan dalam cairan, misalnya karbon dioksida atau oksigen dalam air. Selain itu, cairan dapat pula larut dalam cairan lain, sementara gas larut dalam gas lain. Terdapat pula larutan padat, misalnya aloi ( campuran logam ) dan mineral tertentu.
Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal, dan bagian per juta ( part per million, ppm ). Sementara itu, secara kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan sebagai encer ( berkonsentrasi rendah ) atau pekat ( berkonsentrasi tinggi ).
Molekul komponen-komponen larutan berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur. Pada proses pelarutan, tarikan antarpartikel komponen murni terpecah dan tergantikan dengan tarikan antara pelarut dengan zat terlarut. Terutama jika pelarut dan zat terlarut sama-sama polar, akan terbentuk suatu struktur zat pelarut mengelilingi zat terlarut, hal ini memungkinkan interaksi antara zat terlarut dan pelarut tetap stabil.
Bila komponen zat terlarut ditambahkan, terus-menerus ke dalam pelarut, pada suatu titik komponen yang ditambahkan tidak akan dapat larut lagi. Misalnya, jika zat terlarutnya berupa padatan dan pelarutnya berupa cairan, pada suatu titik padatan tersebut tidak dapat larut lagi dan terbentuklah endapan. Jumlah zat terlarut dalam larutan tersebut adalah maksimal, dan larutannya disebut sebagai larutan jenuh. Titik tercapainya keadaan jenuh larutan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, seperti suhu, tekanan, dan kontaminasi. Secara umum, kelarutan suatu zat ( yaitu jumlah suatu zat yang dapat terlarut dalam pelarut tertentu ) sebanding terhadap suhu. Hal ini terutama berlaku pada zat padat, walaupun ada perkecualian. Kelarutan zat cair dalam zat cair lainnya secara umum kurang peka terhadap suhu daripada kelarutan padatan atau gas dalam zat cair. Kelarutan gas dalam air umumnya berbanding terbalik terhadap suhu.
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui lebih jelas dan mendalam tentang sediaan farmasi dalam bentuk larutan khususnya cara pembuatannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia terlarut, misalnya : terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur.
Karena molekul-molekul dalam pelarut terdispersi secara merata, maka penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan, umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang baik jika larutan diencerkan atau dicampur.
Bila zat A dilarutkan dalam air atau pelarut lain akan menjadi tipe larutan sebagai berikut:
1. Larutan encer, yaitu larutan yang mengandung sejumlah kecil zat A yang terlarut.
2. Larutan pekat, yaitu larutan yang mengandung sejumlah besar zat A yang terlarut.
3. Larutan jenuh, yaitu larutan yang mengandung jumlah maksimum zat A yang dapat larut dalam air pada tekanan dan temperatur tertentu.
4. Larutan lewat jenuh, yaitu larutan yang mengandung jumlah zat A yang terlarut melebihi batas kelarutannya di dalam air pada temperatur tertentu.
Zat pelarut disebut juga solvent, sedangkan zat yang terlarut disebut solut. Solvent yang biasa dipakai :
1. Air, untuk macam-macam garam.
2. Spirtus, misalnya untuk kamfer, iodium, menthol.
3. Gliserin, misalnya untuk tanin, zat samak, borax dan fenol.
4. Eter, misalnya untuk kamfer, fosfor dan sublimat.
5. Minyak, misalnya untuk kamfer dan menthol.
6. Parafin, liquidum, untuk cera, cetaceum, minyak-minyak, kamfer, menthol dan klorbutanol.
7. Eter minyak tanah, untuk minyak-minyak lemak.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan :
1. Sifat dari solut dan solven
2. Cosolvensi
3. Kelarutan
4. Temperatur
5. Salting Out
6. Salting In
7. Pembentukan Kompleks
Macam-macam sediaan larutan obat
Bentuk sediaan larutan berdasarkan cara pemberiannya dibedakan atas :
Larutan oral yaitu sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis atau pewarna yang larut dalam air atau campuran cosolven-air.
1. Potiones (obat minum)
Adalah solutio yang dimaksudkan untuk pemakaian dalam ( peroral ). Selain berbentuk larutan potio dapat juga berbentuk emulsi atau suspensi.
2. Sirup
Ada 3 macam sirup yaitu :
a. Sirup simpleks, mengandung 65 % gula dalam larutan nipagin 0,25 % b/v.
b. Sirup obat, mengandung satu atau lebih jenis obat dengan atau tanpa zat tambahan digunakan untuk pengobatan.
c. Sirup pewangi, tidak mengandung obat tetapi mengandung zat pewangi atau penyedap lain. Penambahan sirup ini bertujuan untuk menutup rasa atau bau obat yang tidak enak.
3. Elixir
Adalah sediaan larutan yang mengandung bahan obat dan bahan tambahan ( pemanis, pengawet, pewarna dan pewangi ) sehingga memiliki bau dan rasa yang sedap dan sebagai pelarut digunakan campuran air – etanol.
Di sini etanol berfungsi mempertinggi kelarutan obat pada elixir dapat pula ditambahkan gliserol, sorbitol atau propilenglikol. Sedangkan untuk pengganti gula bisa digunakan sirup gula.
4. Netralisasi, saturatio dan potio effervescent.
a. Netralisasi adalah obat minum yang dibuat dengan mencampurkan bagian asam dan bagian basa sampai reaksi selesai dan larutan bersifat netral. Contohnya : solutio citratis magnesici, amygdalas ammonicus.
b. Saturatio adalah Obat minum yang dibuat dengan mereaksikan asam dengan basa tetapi gas yang terjadi ditahan dalam wadah sehingga larutan jenuh dengan gas.
c. Potio effervescent adalah Saturatio yang CO2 nya lewat jenuh.
5. Guttae ( drops )
Guttae / obat tetes adalah sediaan cair berupa larutan, emulsi atau suspensi, apabila tidak dinyatakan lain maka dimaksudkan untuk obat dalam.
6. Dan lain-lain
Larutan topikal
Larutan topikal adalah larutan yang biasanya mengandung air tetapi seringkali juga pelarut lain, misalnya etanol untuk penggunaan topikal pada kulit dan untuk penggunaan topikal pada mukosa mulut. Larutan topikal yang berupa suspensi disebut lotio. Sediaan-sediaan termasuk larutan topikal :
1. Collyrium
Adalah sediaan berupa larutan steril, jernih, bebas pirogen, isotonis, digunakan untuk membersihkan mata. Dapat ditambahkan zat dapar dan zat pengawet.
2. Guttae Ophthalmicae
Tetes mata adalah larutan steril bebas partikel asing merupakan sediaan yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa hingga sesuai digunakan pada mata. Tetes mata juga tersedia dalam bentuk suspensi, partikel halus dalam bentuk termikronisasi agar tidak menimbulkan iritasi atau goresan pada kornea.
3. Gargarisma
Gargarisma / obat kumur mulut adalah sediaan berupa larutan umumnya dalam keadaan pekat yang harus diencerkan dahulu sebelum digunakan. Dimaksudkan untuk digunakan sebagai pencegahan atau pengobatan infeksi tenggorokan. Contohnya : Betadin gargle.
4. Guttae Oris
Tetes mulut adalah Obat tetes yang digunakan untuk mulut dengan cara mengencerkan lebih dahulu dengan air untuk dikumur-kumur, tidak untuk ditelan.
5. Guttae Nasalis
Tetes hidung adalah obat yang digunakan untuk hidung dengan cara meneteskan obat ke dalam rongga hidung, dapat mengandung zat pensuspensi, pendapar dan pengawet. Minyak lemak atau minyak mineral tidak boleh digunakan sebagai cairan pembawa.
6. Inhalation
Sediaan yang dimaksudkan untuk disedot oleh hidung atau mulut, atau disemprotkan dalam bentuk kabut ke dalam saluran pernafasan. Tetesan butiran kabut harus seragam dan sangat halus sehingga dapat mencapai bronkhioli.
7. Injectiones / Obat suntik
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir.
8. Lavement / Enema / Clysma
Cairan yang pemakaiannya per rectum / colon yang gunanya untuk membersihkan atau menghasilkan efek terapi setempat atau sistemik. Enema yang digunakan untuk membersihkan atau penolong pada sembelit atau pembersih feces sebelum operasi, tidak boleh mengandung zat lendir. Selain untuk membersihkan enema juga berfungsi sebagai karminativa, emolient, diagnostic, sedativa, anthelmintic dan lain-lain.
9. Douche
Adalah larutan dalam air yang dimaksudkan dengan suatu alat ke dalam vagina, baik untuk pengobatan maupun untuk membersihkan. Karena larutan ini mengandung bahan obat atau antiseptik. Contoh : Betadin Vagina Douche.
10. Epithema / Obat kompres
Adalah cairan yang dipakai untuk mendatangkan rasa dingin pada tempat-tempat yang sakit dan panas karena radang atau berdasarkan sifat perbedaan tekanan osmose digunakan untuk mngeringkan luka bernanah. Contoh : Rivanol.
11. Litus Oris
Oles bibir adalah cairan agak kental dan pemakaiannya secara disapukan dalam mulut. Contoh larutan 10 % Borax dalam gliserin.
Keuntungan dan kekurangan sediaan larutan :
Keuntungan sediaan larutan ;
1. Lebih mudah ditelan disbanding bentuk padat sehingga dapat digunakan untuk bayi, anak-anak , dan usia lanjut .
2. Segera diabsorpsi karena sudah berada dalam bentuk larutan ( tidak mengalami proses disintegrasi dan pelarutan ).
3. Obat secara homogen terdistribusi ke seluruh sediaan .
4. Mengurangi resiko iritasi pada lambung oleh zat-zat iritan ( contoh : Aspirin, KCl ), karena larutan akan segera diencerkan oleh isi lambung.
Kekurangan sediaan larutan :
1. Larutan bersifat voluminous, sehingga kurang menyenangkan untuk diangkut dan dismpan. Apabila kemasan rusak , keseluruhan sediaan tidak dapat dipergunakan.
2. Stabilitas dalam bentuk larutan biasanya kurang baik dibandingkan bentuk sediaan tablet atau kapsul, terutama jika bahan mudah terhidrolisis.
3. Larutan merupakan media ideal untuk pertumbuhan mikroorganisme, oleh karena itu memerlukan penambahan pengawet.
4. Ketetapan dosis tergantung pada kemampuan pasien untuk menakar.
5. Rasa obat yang kurang menyenangkan akan lebih terasa jika diberikan dalam larutan dibandingkan dalam bentuk padat . Walaupun demikian. Larutan dapat diberi pemanis dan perasa agar penggunaanya lebih nyaman .
A. Resep 1
Dr. Dio Pratama SIP 007/ IDI / 00 Jln. Jarak 23 Telp. 5847565 R/ Solutio Acidi Borici 100 S. untuk Kompres kaki Pro : Rindi |
B. Kelengkapan Resep
Dr. Dio Pratama SIP 007/ IDI / 00 Jln. Jarak 23 Telp. 5847565 No : 01 Kendari,26 -03-2011 R/ Solutio Acidi Borici 100 S. untuk Kompres kaki Pro : Rindi Umur : Dewasa Alamat : Jln. Permata No.12 Kendari |
Keterangan :
R/ ( Recipe ) : Ambillah
S ( Signa ) : Tandai
Pro : Untuk
ACIDI BORICI SOLUTIO ( Larutan Asam Borat ) ( FN Ed. II Hal. 10 )
Komposisi : Tiap 100 ml mengandung :
Acidum Boricum 3 gram
Aqua destilata hingga 100 ml
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Catatan : 1. Digunakan Asam Borat hablur
2. Asam Borat dilarutkan dalam air mendidih, disaring panas
3. Pada etiket harus juga tertera “Tidak untuk obat cuci mata“
C. Uraian Bahan
1. ACIDUM BORICUM ( FI Ed. III Hal. 49 )
Nama Resmi : ACIDUM BORICUM
Sinonim : Asam Borat
Pemerian : Hablur, serbuk hablur putih atau sisik mengkilap, tidak berwarna; kasar; tidak berbau; rasa agak asam dan pahit kemudian manis.
Kelarutan : Larut dalam 20 bagian air, dalam 3 bagian air mendidih, dalam 16 bagian etanol ( 95 % ) P dan dalam 5 bagian gliserol P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kasiat Penggunaan : Antiseptikum Ekstern ( mencegah luka luar agar tidak membusuk )
2. AQUA DESTILLATA ( FI Ed. III Hal. 96 )
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Sinonim : Air Suling
Rumus Molekul : H2O
Pemerian : Cairan jernih ; tidak berwarna ; tidak berbau ; tidak mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
D. Perhitungan Bahan
Acidi Boric
Aqua Destilata
E. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Setarakan timbangan
3. Tara botol 100 gram yang akan digunakan
4. Timbang Acidi Boric 3 gram, masukkan ke dalaam Erlenmeyer
5. Larutkan dengan Aquadest + 60 ml, kemudian panaskan sampai Acidi Boric larut
6. Kemudian didinginkan, setelah dingin saring menggunakan kertas saring ke dalam botol
7. Filtrat saring kembali ke dalam botol
8. Cukupkan volumenya dengan sisa Aquadest hingga 100 gram
9. Beri etiket biru
F. Etiket Biru
APOTEK BINA HUSADA Jln. Asrama Haji No. 17 Telp. ( 0401) 3190193 Apoteker : Siti Salma SIK : F.10.077 No : 01 Tgl, 26-03-2011 Nama : Rindi Aturan Pakai : 2 – 3 x sehari Untuk kompres kaki OBAT LUAR |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar